Memaknai Hari Kebangkitan Nasional

Memaknai Hari Kebangkitan Nasional

Senin, 20 Mei 2013
Posted by Pardamean Simbolon,  Ketua DPC Ikatan Pemuda Indonesia Batam

a

 

Batam (DKN) - Sebagai Pemuda yang peduli akan kemajuan bangsa.. sudah sepantasnyalah kita memperingati momen bersejarah sebagai simbol Kebangkitan Bangsa.

Tanggal 20 Mei kita memperingatinya sebagai hari Kebangkitan Nasional. Kita mengingat kembali salah satu momentum bangsa ini untuk menjadi bangsa merdeka, bebas dari penjajahan bangsa lain. Namun seringkali, peringatan momentum momentum bersejarah bangsa ini hanya bersifat seremonial dan miskin substansi. Upacara dan peringatan digelar namun kurang memberikan sumbangan yang berarti dalam melakukan perbaikan perbaikan sesuai dengan konteks dan kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Banyak ahli sejarah yang kini menggugat tanggal berapa seharusnya hari kebangkitan nasional diperingati. Sebagian  pro dan  Sebagian kontra jika ditanya tentang keabsahan hari tersebut .Dari buku sejarah diyakini tanggal 20 mei sebagai hari kebangkitan nasional, hal ini di latarbelakangi karena organisasi Budi Utomo yang berdiri pada 20 mei 1908. Namun banyak dari rakyat Indonesia sendiri yang tidak memahami akan Harkitnas

Untuk memaknai Hari Kebangkitan Nasional ini, memang sebaiknya dimulai dari diri sendiri dengan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Jika generasi muda tidak bisa memaknai Hari Kebangkitan Nasional ini dengan berusaha menjadi lebih baik, maka kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara akan semakin terpuruk, dengan terlihat dari kebodohan, kemiskinan, angka pengangguran yang makin meningkat. Ini artinya, pesan pejuang untuk bangkit dari keterjajahan yang sesungguhnya belum tercapai

Tapi bangaimana dengan moral Pemuda Indonesia saat ini ?

Inilah yang mungkin dan pasti pada moment KEBANGKITAN NASIONAL tahun ini perlu menjadi bahan renungan.

Pertama, Pemuda di negeri ini masih banyak yang memiliki mental yang sangat memprihatinkan yaitu selalu mengharapkan bantuan padahal memiliki potensi untuk bangkit.

Kedua, Pemerataan kesempatan mendapatkan pendidikan bagi seluruh pemuda tidak diimbangi dengan sistem penyelenggaraan yang memadai sehingga menghasilkan proses dan hasil pendidikan di sekolah yang bersifat formalitas, sekolah dimaknai sebagai bagian yang harus dilewati pada usia tertentu selama waktu tertentu dan harus selesai dengan “mengantongi” ijazah dengan tanpa mempertimbangkan apa yang terbaik harus didapat dari proses pendidikan di sekolah. Kondisi ini melahirkan generasi muda yang “penuh dengan tanda tanya” yang apabila dibandingkan dengan bangsa lain, rata-rata kualitas lulusan SMA di negeri ini kalah dengan lulusan dari negara maju. Ini memang sangat parah, meskipun memang tidak semuanya. Belum lagi pendidikan belum melahirkan generasi yang bermoral baik

Ketiga, Pemuda secara umum masih banyak yang tidak memiliki budaya mandiri, kompetitif, prosedural dan disiplin terhadap tata etika dan aturan formal kehidupan bernegara di negeri ini sehingga banyak melahirkan budaya serba instan, kolusi serta kongkalingkong.

Untuk itu mari kita maknai Hari Kebangkitan Nasional untuk memperbaiki Moral dan akhlak Generai Muda (Pemuda). Kita juga mengharapkan Generasi muda harus tampil dengan mental yang kuat dan tangguh, agar ke depan bisa melahirkan pemimpin yang berkualitas sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara pun akan menjadi jauh lebih baik

Salam Pemuda Indonesia… Jayalah Negeriku