Ratusan Warga Cipta Asri Geruduk PT Renggali Akibat Banjir Yang Memakan Korban

Ratusan Warga Cipta Asri Geruduk PT Renggali Akibat Banjir Yang Memakan Korban

Sabtu, 28 November 2020


DinamikaKepriNews, Batam – Ratusan Warga Cipta Asri Geruduk PT Renggali Akibat Banjir Yang memakan korban terseret arus deras diparit  Kawasan Tembesi, di Jalan Trans Barelang, Sabtu (28 November 2020).



Warga Cipta Asri beramai-ramai gerudug lokasi proyek PT Renggali Residence yang memakan korban akibat banjir. Warga Cipta Asri setia menunggu pihak management PT Renggali Residence mulai jam 09.00 Wib. Ramai berbondong-bondong warga menginginkan tanggapan dari pihak Renggali, agar musibah banjir yang dialami warga bisa ditangani dengan baik. 



Menyikapi tragedi banjir dan luapan air bah yang banyak bermuara dari limpahan air Renggali Residence berakibat pada kerugian besar warga masyarakat dan menimbulkan korban jiwa, Raffa (6) yang terseret arus deras di parit di Kawasan Tembesi di Batam, Senin (23/11/2020), meninggal dunia (Sumber BatamNow) . 


Saat ditemui awak media DinamikaKepriNews, ujar seorang warga "Renggali sengaja memancing emosi warga, karena sudah ada dua kali pertemuan dan kita berharap ada solusi dari mereka. Ini sudah kemauan warga dan menyangkut kehilangan nyawa, Karena banjir yang pertama kita sudah kehilangan harta benda dan ini kita kehilangan nyawa, kita menginginkan solusi dari pihak PT Renggali, kata Junaidi selaku mantan RW di perumahan tersebut.


Untuk menjaga situasi yang kondusif pada saat mediasi, turut juga dihadiri Kepolisian AKP Yusriadi Yusuf selaku Kapolsek Sagulung bersama jajarannya dan pihak TNI Babinsa Sertu Suardi.


M Arfie Eranov selaku Lurah tembesi mengatakan, "solusinya kita telah mempertemukan warga dengan pihak PT Renggali, ya selaku pemerintah kita memikirkan untuk saluran air atau pembuangan air ini," ujarnya.


Saat disambangi awak media Marlon Hasibuan selaku perwakilan dari perusahaan menjelaskan, "kita tidak bisa mengambil keputusan langsung untuk keinginan warga, apalagi tentang butir-butir penjelasan warga, karena kita tidak bersama membuat aturan tersebut, maka dengan ini kita hanya mengambil sikap untuk menghentikan alat berat, operasi kerja dan normalisasi (pengerukan) danau yang diinginkan warga saat pertemuan kamis (26 November 2020) di kantor Renggali," ujarnya.


Marlon juga menyampaikan, "kalau bisa ada perwakilan dari pihak warga, RT, RW, pihak pemerintah dan di untuk membahas ini atau mempertemukan kami duduk bersama agar ada solusi yang baik, pungkasnya mengakhiri.


(HB)