Jokowi : Sumut Terbebas dari Belenggu Korupsi Pilih ESJA

Jokowi : Sumut Terbebas dari Belenggu Korupsi Pilih ESJA

Senin, 04 Maret 2013
Dinamika Keprikam - Puluhan Ribu Masyarakat Sumaterah Utara tumpah ruah pada  kampanye terakhir pasangan Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi (ESJA) di lapangan Merdeka, Medan, Suamtera Utara, Minggu (3/3//2013).

Kampanye terakhir ESJA diramaikan oleh juru kampanye nasional Joko Widodo yang juga Gubernur DKI Jakarta. Jokowi menceritakan bagaimana ia dan Basuki Tjahaja Purnama (akrab disapa Ahok) berbagi tugas untuk menyapa masyarakat dan menyampaikan program-program yang akan dijalankan hingga akhirnya mereka bisa terpilih memimpin DKI Jakarta.

“Sekarang Sumut memiliki calon gubernur yang jujur dan bersih. Jadi mau tunggu apa lagi, Effendi-Jumiran adalah sosok yang bersih,” kata Jokowi.

Jokowi juga menceritakan bagaimana ia dan Ahok berjuang untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa uang bukan segalanya. Tapi kebersamaan dan gotongroyong bahu membahu menjadi kunci keberhasilan mereka dalam memimpin DKI Jakarta.

Sementara Effendi Simbolon didampingi Jumiran Abdi secara khusus mengajak masyarakat Sumut untuk menggunakan hak pilihnya pada 7 Maret nanti.

“Mari sama-sama kita datang ke TPS dan mengawal suara agar jangan sampai dicuri oleh orang lain, agar apa yang telah kita pilih tidak dimanipulasi oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” paparnya.

 

Kampanye terakhir pasangan Effendi-Jumiran semakin hidup ketika pasangan ESJA No. 2 yang diusung PDI Perjuangan, PPRN dan PDS ini selalu menyuarakan Sumut harus terbebas dari belenggu korupsi. Korupsi telah membuat uang negara yang seharusnya dialokasikan untuk bantuan sosial atau perbaikan infrastruktur tapi dikorupsi oleh oknum-oknum yang memperkaya diri sendiri.

 

Selanjutnya, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan orasi politiknya didampingi pengurus DPP PDI Perjuangan seperti Tjahyo Kumolo, Trimedya Panjaitan, Mindo Sianipar serta pengurus lainnya. Mega dihadapan puluhan ribu orang yang memadati lapangan Merdeka Medan menegaskan perjalanan panjang partai memilih calon gubernur dan wakil gubernur yang tepat untuk Sumut.

“Ada banyak calon yang mendaf-tar ke PDI Perjuangan. Ketika saya memilih Effendi Simbolon yang benar-benar adalah kader PDI-Perjuangan berpasangan dengan Jumiran Abdi, saya langsung memerintahkan seluruh mesin partai agar berjuang keras untuk memenangkannya menjadi pemim-pin di Sumut,” papar Megawati.

Rakyat selama ini tidak menyadari, lanjut Mantan Presiden RI yang ke-5 ini bahwa setiap kali Pilkada selalu saja ada perputaran uang sangat besra dan kita tidak tau sumbernya dari mana. Hal-hal yang seperti ini menjadi pelajaran penting bagi kita untuk menjalankan amanat UUD 1945.

 

Seluruh masyarkat yang memadati lapangan Merdeka serentak menjawab “ESJA Nomor 2”.

Mega juga menceritakan keputusannya memilih Jokowi berpasangan dengan Ahok. Banyak orang yang mengatakan pilihan PDI Perjuangan adalah pilihan yang salah.

“Masa bu Mega memilih calon yang kurus ? Waktu itu saya hanya berdoa saja dan memohon kekuatan dari Tuhan. Akhirnya, calon yang diremehkan itu berhasil memimpin DKI Jakarta lima tahun ke depan,” tandas Megawati.

Acara kampanye dimeriahkan oleh artis ibukota Judika Sihotang yang mengumandangkan beberapa tembang pilihan seperti Anak Medan, Aku yang Tersakiti serta lagu lainnya. Saat meninggalkan panggung, Jokowi dikerubuti oleh masyarakat yang ingin bersalaman dengan gubernur DKI Jakarta itu.