Batam - Masalah sampah di Kota Batam sepertinya bukanlah sebuah cerita baru atau pemandangan baru bagi warga Batam, terutama bagi warga yang sudah sejak lama berdomisili di Kota Batam.
Seperti cerita yang selalu berulang, persoalan sampah di Batam selalu saja kembali mencuat menghiasi berbagai laman laman informasi, dan berbagai saluran platform media media yang ada.
Masalah sampah ini sudah terjadi jauh sejak kepemimpinan Batam sebelumnya. Bahkan persoalan sampah ini tidak jarang dijadikan sebagai janji politik dari Paslon yang mencalonkan diri sebagai calon kepala daerah di Batam.
Pada masa kepemimpinan Rudi - Amsakar Ahmad periode 2015 - 2020 dan 2020 - 2025, pasangan ini juga diketahui pernah menjanjikan Batam akan terbebas dari persoalan sampah.
Akan tetapi sampai berakhirnya masa kepemimpinan Rudi - Amsakar, masalah sampah di Batam tidak pernah benar benar teratasi, dan malah mewariskan masalah sampah kepada pemimpin Batam berikutnya.
Pada Pilkada Batam 2024 lalu, pasangan Amsakar Ahmad - Li Claudia Chandra juga turut menjadikan persoalan sampah menjadi salah satu program prioritas unggulan, dari 15 program prioritas yang ditawarkan kepada masyarakat Batam.
Setelah terpilih dan menjalani 7 bulan masa kepemimpinan Amsakar Ahmad, belum terlihat adanya tanda-tanda perubahan terhadap penanganan sampah di Batam. Seperti kepemimpinan Walikota sebelumnya, sampah masih saja menjadi persolan serius di Batam.
Sebenarnya bagi seorang Walikota Batam Amsakar Ahmad, persoalan sampah di Batam bukan merupakan persoalan baru baginya.
Pasalnya sebelum dilantik menjadi Walikota Batam pada Februari lalu, Amsakar Ahmad sudah 10 tahun ikut serta memimpin Batam bersama Muhammad Rudi sebagai Walikotanya.
Menanggapi persoalan sampah yang masih menumpuk di berbagai tempat di Batam, khususnya di Kecamatan Sagulung, Camat Sagulung Muhammad Arfie Eranov yang baru saja dilantik oleh Amsakar Ahmad mengatakan, pihaknya sudah melakukan pembersihan sampah selama 2 pekan terakhir.
"Bang izin kita sudah lakukan pembersihan selama hampir 2 minggu dari area kawasan industri Sei Lekop, Horison sampai dengan SMK N 11 Batam," terangnya Rabu 17/09/2025 sore.
Berdasarkan pantauan wartawan, tumpukan sampah dan sampah yang masih banyak berserakan di Kecamatan Sagulung terdapat di tiap Kelurahan, dari 6 Kelurahan yang ada di Kecamatan Sagulung.
Parahnya lagi, ada beberapa tumpukan sampah yang berada persis diatas beberapa aliran air parit dan sungai.
Selain dikhawatirkan dapat mencemari aliran air, sampah sampah ini juga bisa menjadi penyebab terjadinya banjir setiap kali hujan. Karena tidak sedikit sampah yang terlihat sudah berjatuhan di aliran parit dan aliran sungai.
Terkait kondisi sampah ini Kepala Dinas Kominfo Batam Rudi Panjaitan, ikut memberikan tanggapan atas penanganan sampah di Batam.
Begini hasil kutipan lengkap percakapan wartawan dengan Rudi Panjaitan selaku Kadis Kominfo Batam terkait persoalan sampah melalui chat WhatsApp, pada Rabu 17/09/2025 malam.
Rudi Panjaitan: "Itu sampah baru, 1 hari sebelumnya sudah dibersihkan, terlihat dari tanah hitam hasil dari beko untuk pengangkutan. Lokasi tsb adalah lokasi TPS liar dimana memang benar artinya kesadaran masyarakat untuk buang sampah pada tempatnya masih belum benar benar tumbuh. Mari kita sadarkan warga kita ya.
Wartawan: "Artinya tak bisa tuntas ya Pak?"
Rudi Panjaitan: "Lokasi yg sama itu diberitakan sebelumnya. Sama sama kita bergerak ya sehingga benar benar semua pihak sadar akan bahaya yang mencintai jika membuang sampah sembarangan ya."
Wartawan: "Masalahnya dari dulu tetap dilakukan pembersihan tapi gak pernah benar benar bisa tuntas ya Pak Kadis?"
Rudi Panjaitan: "Itu TPS tidak resmi lagi, disitu dibuang, mari kita yang masih punya rasa memiliki dgn Kota ini spy kita berkontribusi paling tidak jngan membuang sampah ditempat sembarangan ya."
Wartawan: "Nah itu, apakah itu tidak dapat ditanggulangi dengan cara dan kebijakan Pemerintah Pak Kadis?"
Rudi Panjaitan: "Kebijakan sudah dibuat dan sangat membutuhkan dukungan masyarakat secara luas dgn kesadaran penuh warga Batam ya."
Wartawan: "Ini yang hampir tidak pernah terjadi di masyarakat. Lantas langkah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah? Apakah Pemerintah hanya menunggu kesadaran masyarakat tanpa berusaha untuk menciptakan kesadaran di masyarakat?
Menurut Pak Kadis, apakah kalau sampah di masyarakat rutin diangkut, masyarakat masih akan melakukan pembuangan sampah secara sembarangan?"
Rudi Panjaitan: "Pemerintah tidak pernah menunggu spy masyarakat sadar, tapi semua upaya digelorakan terus dengan semua pihak.
Membangun sarana dan prasarana secara berkesinambungan sampai diseminasi dan pemberdayaan bank sampah, pemberian penghargaan bagi pihak yg berkontribusi dalam pengelolaan sampah, mengurangi produksi sampah dengan membatasi penggunaan produk-produk kantong plastik serta pelibatan masyarakat dalam penanganan kebersihan dengan gotong royong secara rutin di 12 kecamatan yg digerakkan Camat Lurah dan RT dan RW setempat.
Serta menyadarkan pihak pihak yang selalu saja mengekspose situasi tumpukan tumpukan sampah dengan narasi narasi yang tidak membangun kesadaran masyarakat."
Wartawan: "Ini siapa yang dimaksud dengan pihak pihak yang selalu saja mengekspos situasi tumpukan tumpukan sampah dengan narasi narasi yang tidak membangun kesadaran masyarakat?
Apakah narasi yang disertai dengan fakta tidak boleh di ekspose menurut Pak Kadis? Apakah kalau diekspose itu bukan bentuk menyadarkan masyarakat?"
Rudi Panjaitan: "Ada bbrp pihak yang melakukan demikian, dan kita harap dapat merubah sikap skeptis nya menjadi narasi yang membangun dan mengajak masyarakat utk tempatnya. Pentingnya hidup dengan tanggungjawab individu mulai dari hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya.
Pekerjaan besar kita akan selesai jika dilaksanakan secara bersama sama bahu membahu dan saling bergandengan tangan.
Fakta fakta yang diungkap juga kita butuhkan untuk memperbaiki keadaan tapi jangan sampai narasi narasi yang diungkap mengakibatkan sikap apatis bahkan skeptis di masyarakat.
Upaya upaya preventif dan solutif yang sudah dan sedang dilaksanakan berbagai pihak juga perlu mendapatkan ruang yang cukup sebagai bentuk kecintaan kita kepada Kota Batam kita ini," ujarnya diakhir percakapan.
(red)